Stop Budaya Corat-Coret Seragam dan Konvoi Kelulusan Dijalanan

Stop Budaya Corat-Coret Seragam dan Konvoi Kelulusan

Siapa yang tidak bahagia ketika dinyatakan LULUS oleh sekolah dari pendidikan jenjang SMA. Ada beberapa karakter yang bisa kita baca dari budaya corat coret dan konvoi dijalanan ini. Sikap cepat merasa puas, selebrasi terhadap kelulusan merupakan hal yang wajar. Namun bila itu harus dilakukan dengan beberapa aksi dan kegiatan yang tidak bermanfaat, tampaknya lebih sebagai sesuatu yang berlebihan. Euforia corat-coret dalam hal ini adalah cerminan rasa terlalu puas, atas prestasi menyelesaikan jenjang pendidikan menengah. Jika ini dilakukan 30 tahun yang lalu, mungkin agak relevan mengingat pada masa lalu pendidikan SMA merupakan jenjang pendidikan yang sudah lumayan tinggi. Konvoi-konvoi dijlanan umum merupakan hal yang tidak bermanfaat sama sekali, mengganggu aktifitas pengendara lain serta membahayakan keselamatan diri kita sendiri maupun pengendara lain. Belum lagi jika ada petugas Polantas bisa terkena pelanggaran lalu lintas atau TILANG.

Namun dalam masa sekarang, jenjang SMA merupakan jenjang yang relatif rendah dan biasa, karena saat ini sudah banyak orang yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan taraf hidup dan masa depan lebih baik, sehingga aksi corat-coret seragam dalam hal ini adalah gejala terlalu berpuas diri dalam pendidikan. Hal itu kiranya bukan sikap yang baik, kaitannya dengan proses pencarian ilmu. Oleh agama, kita diajarkan untuk mencari ilmu min almahdi ila allahdi, dari ayunan sampai liang lahat. Unesco pun mencanangkan program long life education, belajar seumur hidup. Mengapa generasi kita yang baru lulus SMA saja sudah terlalu puas dan gembira seperti itu?.

Menguji Ketegasan Sekolah

Sekolah sebagai lembaga yang selama ini mendidik para siswa tentunya mempunyai pengaruh yang besar bagi perilaku siswa dalam menyambut kelulusan ini. Bagaimanapun, sekolah merupakan lembaga yang mempunyai otoritas untuk melarang praktik selebrasi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan. Jika di detik-detik akhir masa aktif ini, sekolah tidak mampu mendidik mereka, maka ini adalah sebuah pembelajaran yang su’ul khotimah, akhir yang buruk.

Aktifitas setelah lulus SMA

Bagi siswa yang lulus melanjutkan ke dunia kerja, selamat datang dunia nyata yang sesungguhnya dan semoga sukses di masa mendatang. Bagi siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi semoga bisa mengikuti dan menyelesaikan kerasnya pendidikan jenjang kuliah hingga menjadi seorang Sarjana serta bisa sukses di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *